SELAMAT HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
DARE TO SPEAK UP
Dr. Sadari, S.H.I., M.S.I
Menjadi Manusia Perempuan, secara kodrati perempuan tercipta dengan gayanya yang anggun, indah dan penuh kelembutan, namun kelembutannya bukan berarti kelemahan, dibalik kelembutannya terdapak kekuatan yang sangat dahsyat. Sebutan perempuan dan wanita terdapat berbedaan, bila wanita adalah sebutan yang digunakan untuk manusia yang berjenis kelamin perempuan, dan maksud dari perempuan itu sendiri merupakan manusia yang berjenis kelamin betina. Lebih jelasnya istilah “perempuan” dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak. Sedangkan istilah “wanita” identik pada panggilan umum yang digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa, oleh karena itu sapaan yang lebih sopan untuk panggilan wanita yang dihormati adalah “ibu”, makanya lawan jenis dari wanita adalah pria atau laki-laki. Bila wanita itu adalah sosok anak-anak kecil berjenis kelamin atau bergender perempuan biasanya disebut dengan “anak perempuan”. Walhasil, perempuanlah yang memiliki organ reproduksi yang baik dan kelak akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Merujuk pada semantik bahasa Arab, kata “perempuan” ditemukan ragam kata yakni: imra’ah (امرأة), nisa’ (نساء), banát (بنات) dan untsa (أنثى). Penyebutan kata perempuan dengan al-imra’ah dan al-nisa, ini terbatas bagi perempuan dewasa baik yang menikah maupun wanita dewasa yang single. Sedang banat tertuju bagi remaja perempuan dan masih berstatus single. Istilah al-untsa sendiri lebih merujuk pada gender (kelamin atau biologis).
Menyoal perempuan, Islam telah mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan dari keterpurukan dan penindasan yang telah lama dialaminya. Al-Qur’an memberikan kebebasan dari keterpenjaraannya untuk menerima hak-haknya sebagai manusia utuh, dimulai sejak dia lahir, berhak mendapatkan kehidupan, warisan, pendidikan, pekerjaan, berjuang, politik, memimpin, dan seterusnya.
Pantaslah kemudian, sang mufassir sebut saja Quraish Shihab, menyatakan kedudukan perempuan dalam al-Qur’an dalam pandangan ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan.
Ketika diflashback pada surat QS. al-Nahl: 58-59, menyebutkan;
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ
Artinya: “dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah.Ia Menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah Dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”
Tafsirannya ayat ini, terlihat bahwa al-Qur’an mengecam perbuatan membunuh anak manusia berjenis kelamin perempuan, kemudian al-Qur’an merubah serta mengganti kebiasaan tersebut dengan menempatkan serta mendudukkan perempuan pada tempat yang sewajarnya dan meluruskan segala pandangan yang salah dan keliru yang berkaitan dengan kedudukan dan asal-usul penciptaannya.
Pada hari ini, tepatnya pada hari senin, tanggal 08 Maret 2021 diperingati sebagai hari perempuan Internasional, sebagai bagian dari asosiasi dosen PTKIS Indonesia (ADPETIKISINDO) mengucapkan selamat hari perempuan Internasional, seraya berpesan “biasakan yang belum terbiasa, usahakan yang belum terusahakan, dan berani berbicara (dare to speak up)”, semoga menjadi pemberdaya umat dan pemantik peradaban Islam.
*_(Manusia Perempuan)_*